Kamis, 19 Februari 2009

Caleg Lubay Nyabu





Diduga mengonsumsi narkoba di kamar hotel, seorang anggota DPRD Muaraenim ditahan di Polsek IB I Palembang Kamis (19/2). Tersangka JE paling kanan menutup wajahnya dengan kemeja cokelatnya. Caleg Nomor Urut I Dapil III wilayah Rambang-Lubai ini terancam dicoret jika terbukti.


Kapolsek IB I, AKP Gusti Maychandra memberikan keterangan pers.


Caleg Lubay Tertangkap Nyabu di Hotel

Palembang:

Caleg DPRD Muaraenim dari Partai Golkar Dapil III, wilayah Lubay-Rambang terjaring nyabu di Hotel Duta, Palembang, Kamis dini hari (19/2).

Diduga asyik nyabu di kamar hotel, Jon Ekson yang juga masih aktif sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Muaraenim ini pun digiring ke kantor polisi.

Kepada wartawan, Jon Ekson sempat membantah sebagai anggota DPRD. Dia justru mengaku mantan anggota dewan dan dulu aktif di PNI. ”Saya tidak lagi sebagai anggota dewan. Dulu, memang pernah dari PNI,” ujarnya sembari menutup wajahnya

Informasi yang didapat, Komisi III DPRD Muaraenim Kamis pagi mestinya berangkat studi banding ke Malang. Menurut Ketua DPD Golkar Muaraenim Merdi Basri yang dikonfirmasi, tersangka memang anggota DPRD Muaraenim.

”Yang bersangkutan memang rencananya ikut studi banding ke Malang. Malam kejadian, mungkin yang bersangkutan sudah menginap di Palembang. Dan Kamis pagi terbang bersama anggota DPRD lainnya ke Malang,” ujar Merdi yang juga Wakil Ketua DPRD Muaraenim.

Meskipun tidak mendapati barang bukti di tubuh tersangka, di dalam kamar 420 Hotel Duta tempat Jon Ekson (inisial JE) bersama temannya, Bun-bun, polisi mendapati setengah paket sabu-sabu lengkap dengan bong dan alumunium foil.

Kapolsek IB I Palembang AKP Gusti Maychandra menyatakan saat ini pihaknya terus
akan melakukan pemeriksaan terhadap kedua tersangka. Dari hasil pengembangan didapati lagi, tersangka lainnya, Andiko yang diketahui memasok narkoba tersebut kepada tersangka.

. (sir)

Rabu, 18 Februari 2009

Lubay Makan Korban Suster




Inilah Mobil yang membawa para suster yang terjun ke Sungai Lubay dan menewaskan delapan suzter

Kuburan untuk para korban kecelakaan disiapkan. Dua liang kuburan diperuntukkan bagi 8 korban.


Sungai Lubay Makan Korban, 8 Biarawati Tewas Mengenaskan

Palembang:
Delapan biarawati ordo Fransiscanes tewas setelah mobil minibus jenis Kijang Kapsul T 1756 DC warna merah terjun bebas dari jembatan Beringin I, Desa Beringin, Kecamatan Lubai, Muaraenim, Rabu (18/2).
Jembatan tempat kejadian berada di atas Sungai Lubai. Sungai Lubay memang membelah Desa Beringin menjadi dusun utama dan dusun seberang.
Selain menewaskan delapan biarawati, kecelakaan maut pukul 5.30 WIB tersebut juga menewaskan sopirnya Yanto. Seorang biarawati Silcestra selamat dan sekarang menjalani perawatan intensif di RSRK Charitas, Palembang.
Informasi yang dihimpun di lapangan mobil yang berpenumpang 10 orang tersebut dari arah Palembang tujuan Martapura, Ogan Komering Ulu Timur. Saat tiba di tikungan jembatan mobil terjun bebas dari jembatan dan jatuh ke sungai Lubai dalam posisi terbalik.
Jufri (42), penduduk setempat yang rumahnya berada sekitar 50 meter dari lokasi kejadian mengatakan mereka mendengar suara keras saat kecelakaan tersebut. Tak berapa lama warga pun melakukan evakuasi dan melaporkan kejadian ke aparat kepolisian.
Kronologis kejadian enam korban meninggal di tempat. Sedangkan empat lainnya sempat mendapat perawatan di Puskesmas Beringin yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasian kejadian. Namun, karena kondisinya kritis satu persatu korban tewas.
Dua korban lain yakni Suster Lorensia Fch dan Sisceltra sempat dilarikan ke RSUD Prabumulih tetapi Lorensia akhirnya juga tewas. Kedelapan suster yang tewas adalah Benedikta Fch, Yose Fch, Fenita Fch, Germanda Fch, Aurela Fch, Esila Fch, Mariana Fch, Lorensia Fch.
Korban selamat mobil minibus Toyota Kijang T 1756 DC yang jatuh jembatan ke sungai Lubai, Rabu (18/2) sekitar pukul 05.30 WIB, suster biarawati Silcestra tiba di RSRK Charitas menggunakan mobil ambulans milik RSRK Charitas.
Silcestra langsung mendapat perawatan intensif. Delapan jenazah korban tewas masih dalam perjalanan ke Palembang.
Pantauan di rumah duka RSRK Charitas sudah banyak para pelayat. Puluhan suster biarawati terlihat menunggu kedatangan jenazah rekan mereka.
Empat liang lahat sudah digali di komplek Pekuburan Biarawai yang letaknya di sebelah rumah duka. Sementara itu para keluarga dari korban yang tewas juga sudah mulai berdatangan. (sir)

Daftar Nama korban:

Sr M Benedikta FCh
Nusa Tungga, 9 Mei 1961

Sr M Aurella FCh
Cibuk Lor, 15 November 1968

Sr M Yose FCh
Sidomulyo, 3 April 1973

Sr M Mariana FCh
Lubukrejo, 8 September 1984

Sr M Evilla FCh
Maumere, 3 Oktober 1970

Sr M Laurentiana FCh
Kabanjahe, 14 April 1986

Sr M Germanda FCh
Holak, Minahasa, 25 Mei 1977

Sr M Venita FCh
Banyu Ayu, Martapura 6 November 1986

Minggu, 15 Februari 2009

Lubay Cemas

Kamis, 24/04/2008 11:33 WIB


Warga Muaraenim Sumsel Cemas Soal Semburan Lumpur

Taufik Wijaya - hotMusic



Palembang - Warga desa Lubai Persada, Kecamatan Rambang Lubai, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, kian mencemaskan semburan lumpur dari sumur tua Merbau 01 milik Pertamina. Mereka berharap Pertamina segera mematikan semburan lumpur tersebut.

"Warga cemas dengan semburan lumpur itu, tapi untuk sementara waktu kami mempercayakan penanggulangannya dengan pihak Pertamina," kata Kepala Desa Lubai Persada, Guslan, kepada pers, di lokasi sumur, Kamis (24/04/2008) pagi.

Kecemasan warga itu, kata Guslan, apabila semburan lumpur itu seperti yang terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur.

"Jadi kami berharap Pertamina serius mengatasi persoalan ini, dan memberikan kompensasi seandainya berdampak luas ke masyarakat," katanya.

Sebagai informasi, warga Desa Lubai Persada ini terdiri dari 413 kepala keluarga atau 1.253 jiwa. Sebagian besar warga di sana menjadi buruh harian di PT Musi Hutan Persada (MHP). (tw/djo)

http://music.detikhot.com/read/2008/04/24/113318/928761/10/warga-muaraenim-sumsel-cemas-soal-semburan-lumpur

Informasi perdana Jeme Lubay

Lubay Merupakan daerah yang berada di sepanjang Sungai Lubay. Desa-desa, dalam sejarahnya memang biasanya berada di tepi sungai. Termasuklah, di sepanjang Sungai lubay terdapat desa-desa. Perkampungan ini, kemudian menjadi tempat hidup jeme-jeme lubay. Setelah beranak pinak, selain menetap di dusun, jeme lubay ini kemudian mulai merantau. Baik itu di dalam wilayah Muaraenim, Sumsel, Indonesia, negara jiran, maupun mancanegara. Kini, mereka yang masih dialiri darah lubay ini merasa perlu berkumpul. Inilah dia, wadahnya. Tempat mengadu, menyambung silat lidah, dan saling membantu. Semoga ada manfaatnya. Silakan..... bergabung. dan beri komentar. Bahasa apapun boleh.....